Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Bunda Maria Siti Bitauni Digugat ?

KEFAMENANU, FLOBAMORA-SPOT.COM – Sejak tahun 1988 Tanah Bitauni diserahkan Raja Insana Almarhum L.A.N Taolin kepada Gereja katolik, diterima langsung Uskup Atambua ketika itu Mgr. Pain Ratu, SVD. Bertahun-tahun Maria bertakhta di Gua Batu Bitauni, namun beberapa saat terakhir para ahli warisnya menggugat kembali. Luar biasa !!

Simak Tulisan Pastor Frids Meko, SVD berikut ini.

ADUH TUHAN…MENGAPA GUA MARIA BITAUNI DIGUGAT(?)

“My Goodness…. Gua MARIA Biatauni digugat? Karena apa? Apakah lahannya mau dipakai sang penggugat untuk tanam padi, jagung, sorgum, singkong, keladi dan sayur-sayuran?”

Luar biasa…….”berani” para penggugat. Salut dan Apresiate yang mendalam bagi mereka karena secara “historis” mereka kembali “merobek” RAHIM SEJARAH, mengapa sampai GUA BATU BITAUNI diserahkan kepada GEREJA dan lebih khusus, didedikasikan kepada BUNDA MARIA, yang ORANG KATOLIK yakini sebagai GERBANG KESELAMATAN MANUSIA. Sungguh…. Mereka LUAR BIASA BERANI.

Dalam perspektif, Spiritualitas KOSMIK dan Spiritualitas ILAHI, gugatan ini “MELABRAK” dua SUBJEK sekaligus, yakni: Pimpinan Gereja Katolik saat itu (Mgr. Anton Painratu, SVD) dan BUNDA SUCI MARIA, yang sudah hampir puluhan tahun ditaktakan Arcanya di sana.

Seluruh “DUNIA” sudah tahu, GUA BATU BITAUNI itu adalah milik MANUSIA (sebuah suku) yang (pernah) dengan penuh TULUS dan IKLAS menyerahkannya kepada GEREJA KATOLIK, untuk dijadikan sebagai TEMPAT ZIARAH bagi seluruh umat Katolik Keuskupan Atambua dan juga Keuskupan Kupang.

Kini PENYERAHAN yang dahulu ditopang dengan keiklasan dan ketulusan, KEMBALI DIGUGAT oleh MANUSIA (suku) yang sungguh mempunyai keberanian luar biasa.

Seandainya PATUNG BUNDA MARIA yang berdiri BISU sepanjang musim di dalam GUA BATU BITAUNI – bisa bicara, maka saya kira BUNDA MARIA hanya akan mengatakan: “Anak-anakku, dunia sudah makin tua. Dunia sudah disobek oleh SEKULARIME yang membuat manusia tidak lagi TAKUT AKAN ALLAH. Manusia mulai berani MENGGUGAT ALLAH, entah atas nama apa (materi atau hak?) Saya kira hanya manusia penggugat yang tahu motivasi gugatannya.”

BUNDA MARIA, sudah berulang kali bicara tentang KELAKUAN MANUSIA MODEREN yang begitu profan dan sekularistik, melalui rangkaian penampakannya. Telah terjadi dengan “parah” DESAKRALISASI (kehancuran nilai-nilai suci) dalam hidup mereka.

Manusia “MODEREN” tidak lagi merasa “GENTAR” ketika ia begitu BERANI menggugat apa yang ia persembahkan kepada SANG PENCIPTA DUNIA dan segala isinya.

Saya membanyangkan, Seandainya ALLAH menggugat hidup para penggugat, kira-kira apa argumentasi mereka untuk menjawab dan mempertahankan esensi hidup mereka?

Dan seandainya, ALLAH menuntut JASA PERLINDUNGAN ATAS HIDUP yang IA berikan kepada para penggugat, kira-kira mereka akan mampu MEMBAYAR-NYA KAH (?)

Kalau sampai TITIK INI, mestinya para penggugat (maaf) HARUS TAKUT dan SUJUD, sambil memiliki apa yang disebut SENSUS RELIGIOSUS (Keinsfan Iman) dan KEMBALI mempertajam KETULUSAN dan KEIKLASAN mereka untuk MEMBIARKAN ARCA SITI MARIA BITAUNI, tetap BERDIRI KOKOH sepanjang musim di GUA BATU BITAUNI.

Ah….BUNDA MARIA, tolong doakan kami manusia moderen (anak-anakmu) yang semakin berani MENGGUGAT sepotong HAK yang sudah diberikan pada-mu dan kepada ALLAH.

BUNDA TIDAK MARAH KAN? Kalau marah bisa “cubit” sedikit kami yang “sangat nakal” – tapi, tolong jangan cubit seluruh keturunan kami ya.

Kami tidak mau TERKUTUK di hadapan ALLAH hanya karena menggugat apa yang pernah kami berikan pada-Nya.**

* Pada Senja dalam rasa gundah yang dalam

 

  • Bagikan