AIR TERJUN MAUHALEK
Air terjun mauhalek terletak di kabupaten belu, Kecamatan Lasiolat, Desa Lasiolat. Air Terjun Mauhalek merupakan air terjun yang terbentuk secara alami tanpa dibuat oleh manusia. Tempat ini merupakan tempat tujuan wisata di Kabupaten Belu. Air Terjun Mauhalek berada di antara pepohonan hijau yang membuat tempat ini layak dijadikan tujuan wisata.dengan keindahannya sehingga banyak orang yang pergi berekreasike sana.
PASIR PUTIH
Pantai pasir putih adalah salah satu pantai yang berada di Kabupaten Belu. Jarak dari kota atambua ± 24 km kearah utara. Dipantai ini pengunjung dapat berekreasi, mandi, berenang sambil menikmati suasana alam pantai yang tenang dan indah dengan pasirnya yang berwarna putih.
Ditempat ini juga telah disediakan rumah payung, MCK, Fasilitas permainan anak-anak dan pondok-pondok yang dapat digunakan untuk beristirahat bersama keluarga selain itu dapat pula menyewa sampan tradisional untuk berkeliling menikmati indahnya pantai pasir putih dan juga bisa menyusuri pantai sukaerlaran dan motaain sebagai tapal batas dengan Negara RDTL yang merupakan pintu gerbang lintas darat.
FULAN FEHAN
Fulan Fehan Merupakan sebuah lembah di kaki Gunung Lakaan dengan sabana yang sangat luas. Lembah ini berada di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), sekitar 26 Km dari Atambua, ibukota Kabupaten Belu.
Potensi yang dimiliki Lembah Fulan Fehan adalah banyak terdapat kuda yang bebas berkeliaran, pohon kaktus yang tumbuh subur dan hamparan padang sabana yang luasnya tak terjangkau oleh mata. Selain itu Tak jauh dari lembah ini ada beberapa obyek bersejarah lainnya yanGmenjadi satu kesatuan paket yang mendukung pesona dan daya tarik obyek wisata ini, seperti Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh di puncak Bukit Makes, Di sudut lainnya berdiri Gunung Gunung Lakaan yang menjulang tinggi, Bukit Batu Maudemu di Desa Maudemu, yang di puncaknya terdapat beberpa peninggalan bersejarah berupa ksadan dan kuburan-kuburan bangsa Melus. Di ujung Timur lembah ini ada situs bersejarah Kikit Gewen yang Berupa kuburan tua yang sangat sakral, Juga dua air terjun berair jernih dan segar yakni Air Terjun Sihata Mauhale di antara Desa Aitoun dan Desa serta Air Terjun Lesu Til di Weluli, Ibu Kota Kecamatan Lamaknen.
Untuk mencapai tempat ini ada dua alternatif yaitu melalui Desa Dirun dan Desa Maudemu. Dari dua desa ini pengunjung bisa menuju Fulan Fehan dengan berjalan kaki atau hiking yang jalurnya sementara disiapkan. Pengembangan obyek wisata ini masih dalam tahap perencanaan tetapi diharapkan dalam waktu dekat sudah bisa dimulai proses pembangunannya. Pengembangan obyek wisata ini ditujukan dapat menarik minat masyarakat umum dan kelompok pencinta alam khususnya.
Dari tempat ini kita dapat mendaki Gunung Lakaan yang berada di bagian barat dan rangkaian pegunungan yang termasuk wilayah Timor Leste di bagian timur dan selatan. Dengan keindahan alamnya yang unik, tempat ini mempunyai potensi yang besar untuk diproyeksikan sebagai salah satu obyek wisata alam unggulan.
BENTENG LAPIS TUJUH MAKES
Benteng Lapis tujuh makes adalah suatu tempat yang terletak di puncak bukit Makes, Desa Dirun ini kabupaten Belu.sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, sedangkan jarak dari Kota Atambua menuju Desa Dirun ± 40 km, dengan waktu perjalanan ± 1,5 jam. Tempat ini mempunyai potensi wisata yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi salah satu prioritas unggulan oleh penerus generasi belu Alias Pemuda Belu dalam hal ini daprasana Kabupaten Belu. Banyak orang yang pergi berekreasi ke sana
KOLAM SUSUK
Kolam susuk adalah sebuah temapat wisata yang berada di kabupaten Bulu.Objek wisata kolam susuk berada di Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak, kabupaten Belu atau sekitar 17 kilometer arah utara dari kota Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Tidak diketahui secara pasti kapan kolam susuk ditemukan tetapi keberadaan objek wisata ini sudah ada sejak dahulu kala dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kebutuhan hidupnya dengan menangkap ikan, udang, kepiting, dan lain-lain.
Kolam ini terbentuk secara alami dan memiliki tanah yang berwarna putih. Sehingga kalau terkena sinar matahari airnya memantulkan cahaya yang berwarna putih seperti susu. Ini menjadi alasan mengapa sekarang nama objek wisata ini lebih sering disebut dengan nama kolam susu. Tetapi sebenarnya karena objek wisata ini dikelilingi oleh hutan bakau yang lebat menyebabkan banyak sekali terdapat nyamuk disekitar tempat ini, akhirnya masyarakat setempat kemudian menamai kolam tersebut dengan sebutan Kolam Susuk atau dalam bahasa Indonesia disebut kolam nyamuk. Selain itu hutan bakau ini juga merupakan tempat tinggal bagi ribuan kelelawar, kera jenis lokal , kepiting bakau, dan lain sebagainya.Kolam Susuk yang dapat dicapai dalam tempo 20 menit perjalanan dengan kendaraan roda empat dari Atambua itu. Letaknya persis di Desa Junelu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu.Di atas puncak bukit yang membentuk kolam tersebut, telah dipasang sebuah pigura raksasa bertuliskan Kolam Susuk. Di lembah bukit yang menghadap ke arah kolam, telah dibangun rumah-rumah payung sebagai tempat berteduhnya para wisatawan dari terik matahari.Kawasan Kolam Susuk akan dimanfaatkan untuk budidaya bandeng dan udang. Warga sekitar pernah mengembangankan bandeng dan udang di kolam tersebut. Namun tidak merawat dan menatanya dengan baik sehingga membuat lingkungan sekitarnya menjadi rusak.Lokasi kolam susuk yang bermakna sejarah itu, kini sedang dipoles menjadi tujuan wisata alam dan bahari yang menakjubkan bagi para wisatawan.Pengembangan kawasan wisata terpadu Kolam Susuk untuk menyediakan lokasi wisata alternatif untuk warga asing terutama dari Timor Leste. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Belu bisa mendapatkan sumber pendapatan dari sektor pariwisata untuk kelangsungan pembangunan di daerah tersebut.
Kolam Susuk adalah salah satu kawasan wisata tambak di Kabupaten Belu. Sejak dahulu sudah dimanfaatkan warga, baik dari dalam daerah maupun luar untuk menikmati suasana alam, sambil menikmati hasil tangkapan bandeng yang ada di kolam tersebut.
TELUK GURITA
Teluk gurita ini adalah sebuah teluk yang Terletak di Kecamatan Kakuluk Mesak ± 18 km dari kota Atambua kearah Barat Laut,dan perjalanan dapat ditempuh dalam waktu ± 30 menit. Pada zaman dahulu teluk ini bernama “ Kuit Namon. Teluk ini sudah dijadikan pelabuhan alam sejak nenek moyang. Selain lautnya yang dalam, airnya juga tenang dan dikelilingi bukit-bukit.Konon, menurut penuturan para tokoh adat dan pelaku sejarah bahwa : pada zaman dahulu banyak pedagang baik dari Asia maupun Eropa yang datang untuk berdagang terutama mereka mencari Cendana dan Lilin. Kuit Namon sudah menjadi pelabuhan alam sejak itu.Akhirnya para pedagang pun memanfaatkan kuit Namon menjadi tempat untuk bertransaksi. Kegiatan ini terus dilaksanakan hingga pada suatu hari tibalah juga pedagang Spanyol di Kuit Namon. Ketika sedang berlabuh untuk bertransaksi tiba-tiba Kapal mereka dililit seluruh bagiannya oleh seekor Kuit atau Gurita raksasa hingga menenggelamkan kapal tersebut.Seluruh isi kapal tenggelam didasar laut teluk Gurita sekarang. Hingga kini bangkai kapal tersebut masih berada didasar teluk ini dan sudah menjadi fosil. Berdasarkan peristiwa ini maka Kuit Namon diganti namanya menjadi Teluk Gurita.Setelah terjadi peristiwa tersebut,maka tentara Jepang pun memanfaatkan teluk Gurita sebagai pelabuhan untuk kepentingan perang, dan ketika Jepang kalah dari tentara Sekutu teluk ini dijadikan tempat untuk memusnakan seluruh peralatan perang serta amunisinya.
Ketika anda berada di teluk gurita, anda dapat melakukan kegiatan mancing di seputar teluk ini baik dari tepi pantai,maupun memakai perahu untuk memancing didanau Konkas yang berhubungan langsung dengan teluk gurita.
Anda bisa mendapatkan makanan pada Rumah makan “Tanjug Berluli“ Yang jaraknya dari lokasi ± 5 km. Rumah makan ini menyediakan menu makanan Seafood, Seperti Cumi, Kepiting, Ikan karang dan udang. Semua menu ini diolah dalam bentuk Goreng, Panggang dan Kuah Asam dan Manis.Di sekitar lokasi wisata Teluk Gurita belum ada penginapan yang disediakan. Bagi anda yang menjelajahi lokasi ini dapat menginap di kota Atambua.Untuk menjangkau lokasi wisata Teluk Gurita, dari kota Atambua anda dapat menggunakan Angkutan Umum, Trevel atau ojek. Anda harus menyewa jasa angkutan umum Rp.15.000 / Org, Trevel Rp. 250.000/ kelompok, Ojek Rp. 25.000/org.
Sumber: https://belu802.wordpress.com
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.