ROTE NDAO, flobamora-spot.com – Hutan mangrove Ndii Lifu merupakan satu dari sekian obyek wisata yang ada di pulau Rotè Ndao. Potensi salah satu destinasi wisata di pesisir pulau Rote Ndao itu, kini mulai ditata apik dengan penambahan beberapa sarana yang dibutuhkan.
“Sarana yang dibangun antara lain, gazebo dan titian kayu sepanjang 200 meter. Ini untuk menarik minat wisatawan datang kemari,” kata Kepala Desa Maubesi, kecamatan Rote Tengah Firlot Pellokila, Sabtu (6/11/2019).
Pembangunan sarana prasarana itu sudah dilakukan sejak 2018. Tahun ini, kata Firlot, ada penambahan pembangunan titian kayu sepanjang 151 meter, dari yang sudah ada sekarang sepanjang 350 meter.
“Bantuan Kementerian Desa sebanyak Rp 300 juta untuk titian kayu sepanjang 100 meter ditambah gapura dan Lopo dan menara pandang,” ujarnya.
Ketersediaan sarana prasarana menurut Firlot, mutlak dibutuhkan untuk menunjang daya tarik Hutan Mangrove Ndii Lifu sebagai destinasi wisata baru yang dikembangkan di wilayahnya.
“Di tahun 2020 mendatang, ada rencana membangun kolam renang dan taman bermain anak”, tambahnya.
Diharapkan, tersedianya kebutuhan pendukung tempat wisata akan terpenuhi dan mendatangkan pemasukan serta membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
“Kalau sarana sudah tersedia, pengunjung akan merasa nyaman, bersantai bersama keluarga dengan biaya murah tapi berkualitas,” kata Firlot.
Saat ini, pengunjung di kawasan hutan mangrove Ndii Lifu hanya dipungut karcis sebesar Rp 2 ribu. Firlot menyadari tidak dapat menetapkan harga karcis mahal. Mengingat, fasilitas yang ada masih terbatas. Jika nanti fasilitasnya lengkap harga tiket masuk akan dinaikkan secara bertahap.
“Tarif Rp 2 ribu untuk biaya perawatan, ke depan semua fasilitas sudah lengkap baru dinaikan,” kata Firlot.
Ia melihat, tingkat kunjungan hutan mangrove Ndii Lifu sudah mulai meningkat. Hal itu juga terlihat dari warga yang mulai membuka warung-warung di sekitar lokasi. Sebelum dioptimalkan sebagai destinasi wisata, warga enggan membuka Lapak jualan karena tingkat kunjungan wisatawan yang masih sedikit.
“Kunjungan terlihat banyak di akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Tapi sudah lumayan dibandingkan sebelumnya,” kata Firlot.
Dengan panorama yang menakjubkan, hutan mangrove Ndii Lifu juga populer dengan spot alam untuk berfoto. Perpaduan jembatan kayu, rawa dan hutan Mangrove menjadikan hasil foto lebih mempesona.
Pohon-pohon bakau yang ada di sana diperkirakan berumur 100 tahun hingga 1.000 tahun. Itu tampak dari lingkar batang mangrove yang rata-rata berdiameter 2 hingga 4 meter. Suasana hutan mangrove itu selaras dengan perairan jernih nan tenang yang memanjang hingga Pantai Tulandale di Kecamatan Lobalain. Ingin berkunjung? anda bisa menghubungi agen perjalanan melalu8 ASSITA NTT. (into)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
