Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Dr Husen:”Om Saya Bilang Gara-gara “Chapcai” Dia Kena HIV”

para staf KPAD Kota Kupang sedang menyimak penjelasan Sekretaris KPAD Provinsi Dr. Husen Selasa (8/10). Gara-gara "Chapcai" om saya kena HIV
para staf KPAD Kota Kupang sedang menyimak penjelasan Sekretaris KPAD Provinsi Dr. Husen Selasa (8/10). Gara-gara “Chapcai” om saya kena HIV


KUPANG, flobamora-spot.com – “Om saya kena  HIV. Saya Tanya dia Kau dapat di Bali kah ini barang. Dia bilang gara-gara makan Chapcai di Labuan Bajo saya dapat virus ini”, kata Sekretaris KPAD Provinsi NTT dokter Husen Pancratius mengulangi ucapan kerabatnya disambut tawa para peserta  pertemuan di Sekretariat KPAD Kota Kupang Selasa, (8/10).

 Chapcai yang dimaksudkan Husen bukan sayur benaran tetapi gadis cantik berkulit putih mulus penjaja seks di Labuan Bajo.

“Dari pada makan sayur kangkung di rumah lebih baik makan Chapcai”, ucap dia.

Jika dahulu untuk kena Human immunodeficiency Virus (HIV orang harus pergi ke Malaysia, maka tidak demikian saat ini. HIV sekarang makin dekat dengan kita.

“Dulu tahun 2000 ditemukan kasus HIV pertama di Flores Timur itu, Kopong (samaran) mengaku, dia dapat virus itu di Malaysia. Dia kena virus sejak 1995. Itu dulu. Tapi sekarang HIV sudah ada dalam rumah dan tetangga”, jelasnya.

Mengenai penutupan Lokalisasi Prostitusi KD ia mengatakan, hal itu akan berdampak pada transmisi Seks yang tidak bisa dikontrol.

“Kalo KD dibongkar pemerintah harus tau ke mana mereka pergi. HIV dan IMS  kalo tidak pake kondom pasti akan menular ke mana-mana. Ini yang harus dikontrol. Distribusi Kondom dan control terhadap pemakaiannya perlu dilakukan”, tegasnya.

Jumlah angka HIV hingga Juli 2019 sebanyak 1. 511 dengan rincian laki – laki 903 dan perempuan 608 kasus.

“Kasus ini perlu dijelaskan apakah data ini diperoleh karena masyarakat sukarela atau karena paksaan memeriksakan darahnya. Enaknya WPA itu outputnya sukarela. Yang datang sendiri perlu diapresiasi. Temuan harus sampaikan ditemukan dengan cara apa. Harus dirinci. Yang sudah AIDS dirawat dengan minum obat berapa yang sudah kembqli ke HIV. Mutasi ini ada atau tidak. Kita syukuri kalo ada mutasi data karena Orang kesehatan itu tidak pernah anggap yang namanya Mutasi data”, ujarnya.

Pada kesempatan itu dokter Husen tidak lupa mengapresiasi KPAD Kota Kupang yang didukung Warga Peduli AIDS di 51 Kelurahan.

“Andaikan, 22 kabupaten Kota punya sistem kerja yang sama seperti Kota Kupang maka pelan-pelan kita bubarkan KPAD Provinsi. Banyak Pemimpin tidak perhatian kepada HIV dan pemimpin seperti itu adalah yang membunuh pelan-pelan rakyatnya”, pungkas dia.

  • Bagikan