Bandara Aroeboesman Ende “Pindah” ke Tambolaka ?

  • Bagikan
Kabid Statistik Distribusi BPS NTT (paling ujung kanan) bersama Ka BPS NTT (Ibu) dan pejabat penting lainnya saat Expose data pariwisata Selasa (24/9) di Restorant Sotis
Kabid Statistik Distribusi Dem Sabuna, (paling ujung kanan) disamping nya ada Sekretaris BPS Adi Manafe, Kadispar Wayan Darmawa Ka BPS NTT dan pejabat penting lainnya saat Expose data pariwisata Selasa (24/9) di Restorant Sotis

KUPANG, flobamora-spot.com – “Jika pada tahun 2017 Bandara H.Aroeboesman menempati urutan ketiga menerima kedatangan penumpang terbanyak, maka pada tahun 2018 posisi itu sudah berpindah. Bandara Tambolaka Sumba Barat Daya menduduki urutan ketiga menerima kedatangan wisatawan”, Kata Kabid Statistic Distribusi Demarce M. Sabuna, SST SE..M.Si kepada sejumlah Media dan Undangan yang hadir pada kegiatan Expose Data Pariwisata di Restorant Sotis Selasa, (24/9).


Menurut dia, ada tiga bandara di NTT dengan jumlah penumpang tertinggi baik yang datang dan berangkat dua diantaranya bandara Internasional.


“Tiga Bandara paling ramai di NTT seperti Bandara Internasional El Tari menerima kedatangan penumpang Pada 2017 itu 914 ribu, yang berangkat 847 ribu. Kedua, Bandara Komodo Labuan Bajo jumlah penumpang datang 218 ribu, berangkat 238 ribu, ketiga, Bandara H.. Aroeboesman penumpang datang 101 ribu dan berangkat 101 ribu. Na pada 2018 Bandara El Tari menerima penumpang datang sebesar 1. 042.000,berangkat 991 ribu disusul Bandara Komodo 292 ribu penumpang datang dan yang berangkat 298 ribu. Urutan tiga sudah beralih ke bandara Tambolaka dengan jumlah penumpang datang 125 ribu dan berangkat 122 ribu”, urainya.


Menurut dia, pergeseran posisi ini sangat dipengaruhi oleh Nama bsar Resort Terbaik di dunia 2016 dan 2017.
“Versi majalah Travel+Leisure. Penghargaan yang didapat dua tahun berturut-turut sejak 2016 lalu ini tentu jadi hal positif untuk sektor pariwisata Indonesia”, kata dia.


Lebih jauh Demarce M. Sabuna, dalam pemaparan Materi Bertajuk “Data Strategis Pariwisata NTT mengatakan, jika ingin Pariwisata maju maka Pemerintah harus memperhatikan 4 A yakni ATRACTION (daya tarik), ACCESIBILITY (Accesibilitas), Amenities (fasilitas dan Ancilary (Kelembagaan).


“pada aspek Attraction atau daya tarik obyek wisata NTT, baik berupa Alam, budaya, bangunan bersejarah, permainan dan hiburan harus dibuat menarik sehingga bisa dikunjungi. Aspek ini perlu didkukung oleh Akses (Accessibility) yang baik berupa sarana jalan, transportasi yang memadai. Selain itu, perlu ada fasilitas pendukung atau Amenitas di obyek wisataseperti akomodasi, Restoran / Rumah Makan, toilet umum, rest Area, parkir, pengelolaan sampah yang baik, klinik,sarana ibadah dan fasilitas lainnya. Aspek Kelembagaan atau Ancilary, Pemerintah dan masyarakat harus sama sama mengurus destinasi wisata termasuk proteksi dan keamanan”, urainya.


Ia menambahkan, dari sisi neraca Pariwisata, ada Demand atau permintaan dan Supply dimana ada Wisatawan mancanegara, Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Nasional yang sering melakukan perjalanan ke luar Negri dan supply barang yang dkkonsumsi, Akomodasi, transportasi, rumah, makan, restoran, sewa kendaraan, agen perjalanan, pemandu dan cendramata.


“factor- factor yang mempengaruhi Demand dan Supply yakni Inflasi yang menyebabkan harga barang mahal, Pendapatan masyarakat, social budaya, keamanan dan politik”, jelasnya.

  • Bagikan