Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Bagaimana Kalau Judi Dilegalkan?


Oelamasi, flobamora-spot.com – Judi, kata ini seperti tak habis dibahas sepanjang peradaban manusia. Semua pihak menilai Judi sebagai persoalan social atau sering disebut sampah masyarakat bersama beberapa masalah lainnya seperti, Prostitusi dan Pemabukan.Judi akan terus ada selama dunia belum kiamat.

“Judi Sudah Tradisi Turun – Temurun Mau Legal Atau Tidak Pasti Ada. Seperti taji ayam. Masyarakat main sembunyi – sembunyi di tempat yang mereka sepakati. Ada permintaan masyarakat untuk legalkan secara terbatas di area tertentu seperti pacuan Kuda. Saya bilang bisa saja cuma komitmen itu bukan di level saya. Itu ada di Bupati dan Gubernur harus ada regulasi yang mewadahi ini sehingga kami di bawah tidak disalahkan. Ah satu tahun 1x pak. Betul, tapi pengambil keputusan bukan saya. Mereka tertawa. Ketika saya bilang ya trus tiba-tiba polisi datang tangkap bagaimana. Sebenarnya para elit politik harus duduk bersama untuk bahas karena nyatanya judi itu ada di mana-mana secara sembunyi-sembunyi”, urai Kadis pariwisata Kabupaten Kupang Piter Charles Sabaneno kepada Media ini Kamis, (5/9).

Menurut dia, judi bisa dikemas sebagai hiburan sehingga tidak membuat para pemainnya panas. “Misalnya kasih batas taruhan tidak lebih dari 100 ribu sehingga lebih banyak ke unsur hiburan. Kalo unsur judi itu sudah panas-panasan. Kalo sudah kasih panas itu isi rumah habis. STNK bisa digadai. Itu yang kita hindari supaya jangan terjadi. kalo mau bermain bola guling atau taji ayam uangnya ditukar dengan koin. Nilainya tergantung warna. Setelah selesai main baru ditukarkan kembali koinya dengan uang. Jadi di depan umum yang keluar adalah koin”, katanya.

“Lalu masing-masing stand di area judi siapkan hadiah berupa setrika, kipas angin TV dan lain-lain untuk diundi. Terlalu banyak cara untuk kemas dia, cuma itu ujung-ujungnya pasti berurusan dengan polisi, makanya harus ada payung hukum karena kalo mereka sudah datang mau bilang ada unsur judi atau tidak ? Apalai kalo “ini” sonde ada oi fatal”, tambahnya.

Ia mengatakan, sebenarnya sudah ada contoh dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tinggal bagaimana membuat aturan dan paying hukum judi.

“Seperti pak Gubernur legalkan Sophia. Sekarang resmi kan walaupun diproses dengan tekonologi. Cara mengemasnya supaya orang tidak minum sopi di pinggir jalan. Dengan harga 1 Juta orang  kecil tidak mungkin mampu beli untuk mabuk tiap hari”, ujar mantan Kepala BPPEDA Kabupaten Kupang ini.

Masih menurut dia, selama ini di setiap even Pacuan Kuda selalu ada judi dengan taruhan lumayan besar antara masyarakat penoton. “Ada juga judi bola guling dan lain-lain. Ada pergesekan antara pemain, mereka akhirnya malah mengacaukan. Ini yang harus dilihat para elit Jadi khusus pariwisata kami tidak mau ada unsur judi. Mau dibeking siapa kami tidak mau”, tegasnya.

  • Bagikan