Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Fakta Tersembunyi di Balik Curamnya Gunung Fatule’u

Kupang, flobamora-spot.com – Setelah diresmikan oleh Bupati Kupang, Ayub Titu Eki pada juni 2015 lalu, gunung Fatuleu telah resmi menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Gunung ini masuk dalam wilayah Desa Nunsaen, Kecamatan Fatuleu Tengah. Sedangkan jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Kupang di Oelamasi sekitar 40 kilometer, atau kurang lebih 70 kilometer sebelah timur Kota Kupang.

Fatuelu merupakan gunung yang terdiri tersusun dari bongkahan batu hitam dan memiliki kemiringan yang sangat curam. Sampai saat ini tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal gunung Fatuelu. Sedangkan bagi masyarakat Kupang, gunung Fatuelu memiliki banyak keunikan tersembunyi.

Dari bentuk fisik, gunung Fateulu memiliki tinggi dengan angka yang sangat unik, yakni 1.111 meter diatas permukaan laut. Selain itu gunung ini bertipikal bebatuan cadas dengan trek yang sangat curam  bahkan nyaris vertikal.

Memiliki kemiringan sekitar 60 – 90 derajat membuat para pengunjung harus mempersiapkan keberanian dan fisik yang fit untuk dapat menaklukan Fatuleu. Terlebih saat musim penghujan kawasan ini termasuk daerah rawan longsor. Sehingga pihak pengelola memasang tali untuk membantu pengunjung dalam mendaki gunung Fatuleu.

Di salah satu sudut curam gunung sengaja ditancapkan 3 buah salib yang dapat dilihat dari tepian jalan.

Masyarakat Kupang berharap bahwa pengunjung selalu diberkahi keselamatan serta keberkahan bagi masyarakat disekitar gunung.

Saat peresmian gunung Fatuleu sebagai daerah wisata, masyarakat setempat mengadakan ritual adat yang disebut feset. Ritual ini menyambut para tamu pelancong digelar di depan mulut Goa Nualeu, salah satu titik sakral sekitar kaki Gunung Fatuleu dengan hewan kurban berupa seekor babi.

Selain keunikan dalam hal bentuk fisik, oleh masyarakat setempat gunung Fatuleu dianggap sebagai penanda dan petunjuk bagi sebuah peristiwa besar yang bersifat mistis. Beberapa peristiwa besar diantaranya saat Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Ibu Tien Soeharto dan Gus Dur wafat.

Selain kejadian berpulangnya beberapa tokoh negeri, Fatuleu juga memberikan tanda saat beberapa peristiwa berdarah seperti G30S/PKI, gempa dan tsunami di Aceh dan Flores, serta peristiwa besar lainnya. Menurut masyarakat sekitar, sebelum peristiwa besar terjadi akan didahului dengan longsornya beberapa batu yang berasal dari puncak maupun dari dinding gunung. Bagi masyarakat Kupang, selain

sebagai objek wisata, Gunung Fatuleu memiliki andil cukup besar dalam bidang pertanian. Jika pemandangan yang terlihat dari gunung Fatuleu masih cerah, berarti pertanda kalau hujan musim masih jauh. Sebaliknya, jika kabut mulai mampir dan bertengger di puncak atau sekitar dinding gunung, berarti hujan musim segera tiba.

Isyarat tersebut sangat dibutuhkan para petani untuk mengatur waktu tanam ladangnya secara tepat. Meskipun ladang para petani sebenarnya sudah siap ditanami benih jagung, padi, dan kacang tanah, namun mereka belum berani melakukan tahapan tersebut. Para petani setempat akan menunggu kabut datang dan menyelimuti atau bertengger sekitar puncak Gunung Fatuleu.

Meskipun diselimuti misteri, namun pesona gunung Fateleu tetap sulit ditampikkan bukan?

 

sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id

  • Bagikan