Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Tingkat Kemiskinan di NTT Maret 2019 Meningkat 0, 06 Persen


Kupang, flobamora-spot.com – Kepala BPS NTT Maritje Pattiwaellapia dalam Ketrangan pers kepada Sejumlah media di Kupang Senin 15 Juli 2019 mengatakan, Persentase penduduk miskin pada bulan Maret 2019 sebesar 21,09 persen, meningkat 0,06 persen poin terhadap september 2018 dan menurun 0,26 persen poin terhadap Maret 2018. Dia mengatakan, Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 1.146,32 ribu orang, meningkat 12,21 ribu orang terhadap september 2018 dan meningkat 4,15 ribu orang terhadap Maret 2018.
“BPS mengukur kemiskinan, menggunakan Konsep Kebutuhan Dasar (Basic Needs Approach). Jadi ketidakmampuan dari sisi ekonomi oleh seseorang atau Rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dasar baik makanan dan bukan makanan itu dia dikategori kemiskinan”, Kata Maritje.
Maritje menyebut, Faktor-faktor yang terkait dengan Tingkat Kemiskinan di NTT yakni : Nilai Tukar Petani – NTP pada Maret 2019 turun sebesar 1,60 persen dibanding september 2018, yaitu dari 107, 35 menjadi 105, 63. Menurut dia, Penurunan ini disebabkan oleh harga produksi pertanian menurun, sedangkan harga konsumsi petani meningkat.
“faktor lainnya yakni Selama periode september 2018 hingga Maret 2019, inflasi umum cukup tinggi yaitu sebesar 2,02 persen. Bahan makanan merupakan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar yaitu naik sebesar 4,17 persen”, jelasnya.
Faktor berikut kata Maritje, Inflasi di wilayah pedesaan yang dicerminkan dari perubahan indeks konsumsi rumah tangga pada periode september 2018 – Maret 2019, menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu mencapai 2,19 persen.
“Faktor seterusnya yakni Ekonomi Provinsi NTT triwulan I-2019 dibandingkan triwulan IV-2018 mengalami kontraksi sebesar -5,62 persen. Hanya 2 dari 17 lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yaitu jasa keuangan dan asuransi sebesar 2,89 persen dan industri pengolahan 0,02 persen. Berikutnya yakni Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi NTT pada Februari 2019 sebesar 3,10 persen, mengalami kenaikan dibandingkan keadaan februari 2018 dan Agustus 2018 dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,12 persen poin dan 0,09 persen poin”, urainya.
Ia menambahkan, faktor terakhir yakni, Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk penduduk yang berada di 40 persen lapisan terbawah selama periode september 2018 – Maret 2019 tumbuh 2,15 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan kenaikan garis kemiskinan pada periode yang sama sebesar 3,85 persen.
Lebih jauh ia mengatakan, Komposisi garis kemiskinan Maret 2019 selama September 2018 hingga Maret 2019, garis kemiskinan naik sebesar 3,85 persen, yaitu dari Rp 360.069,- perkapita perbulan pada september 2018 menjadi Rp.373.922,- per kapita per bulan pada Maret 2019.
Menurut dia, Peranan Komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.
“Pada Maret 2019, komoditi makanan menyumbang sebesar 78,17 persen pada garis kemiskinan”, pungkasnya. (Ellena Christine / Sintus)

  • Bagikan