Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

5 Tempat Indah di Timor Tengah Selatan

   Pedagang di Pasar SoE, TTS. Foto: Clara Rondonuwu

Soe, flobamora-spot.com – TTS Tidak selalu berarti teka-teki silang. Di jagat nusantara ini, yang disebut TTS bisa berarti negeri sejuk yang bernama Timor Tengah Selatan.

Berlimpah tenun ikat dan segudang objek wisata budaya yang eksotis, TTS berlokasi di jantungnya Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Kebetulan banget nih, hari ini Wego lagi siap berbagi guide tentang 5 tempat indah di Timor Tengah Selatan. Ayo dibaca, biar persiapan kamu ke TTS lebih afdol!

1. Pantai Kolbano

Ini dia salah satu pantai tercantik di bibir Samudera Hindia. Berbeda dengan pantai pada umumnya, di Kolbano gak ada yang namanya pasir. Yang ada justru batu alam warna-warni yang biasa menghiasi taman buatan di kota-kota besar.

 

Batu-batu alam tersebut, yang oleh masyarakat disebut batu licin, sebagian memang ditambang dari Pantai Kolbano. Buat melihat lebih banyak foto-foto cakep pantai ini, sekaligus baca asal usulnya, klik saja artikel Warna warni kerikil Pantai Kolbano.

 

Pantai Kolbano. Foto: Wego Photo Contest/Erlangga Emanuel

Untuk pergi ke Kolbano, kamu bisa menempuh perjalanan darat sejauh 130 kilometer dari Kota Kupang, NTT. Kalau ingin leluasa dengan waktu bisa sewa mobil, tetapi tersedia juga opsi lain yakni naik bis umum. Asal ingat, penginapan dan fasilitas wisata masih minim.

2. Gunung Mutis

Andalan wisata Kecamatan Mollo Utara di Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur, ini adalah habitat berbagai jenis flora dan fauna khas Pulau Timor. Saat trekking ke kawasan tersebut, kamu bisa menjumpai pohon ampupu, rusa timor, biawak timor, sampai burung perkici dada kuning dan sanca timor.

Di kawasan Gunung Mutis ini, kamu juga bisa melihat masyarakat mengumpulkan dahan dan ranting. Beberapa juga membuatkan rumah untuk lebah hutan penghasil madu.

Untuk menjangkaunya enggak gampang, rute yang ditempuh cukup panjang. Dimulai dari Kota Kupang, melintasi Kota SoE – Kapan – Fatumnasi. Ada juga loh bus umum dari Kupang ke Kota SoE, kemudian kamu bisa nyambung bus umum lagi ke Kapan, kota kecamatan Mollo Utara.

 

Dari Kapan, perjalanan darat berlanjut ke Desa Fatumnasi. Desa tersebut berada tepat di lereng Gunung Mutis dan merupakan gerbang masuk menuju cagar alam tersebut. Kalau kamu mutusin menginap di Gunung Mutis, bawa logistik cukup sebab akomodasi, wartel, dan berbagai kebutuhan lain hanya ada di Kapan.

3. Boti

Boti adalah nama suku terasing yang mendiami Pulau Timor. Kampung mereka berjarak 40 kilometer dari Kota SoE, kota kabupaten di TTS. Mirip dengan perjalanan menuju Gunung Mutis, akses ke perkampungan Suku Boti sulit dan melelahkan. Letaknya tepat di tengah pegunungan, sebab penduduk Boti memang ingin memisahkan diri dari peradaban modern dan perkembangan zaman.

Di perkampungan Boti, masyarakat masih memegang teguh kepercayaan Halaika yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Menurut kepercayaan tersebut, ada dua penguasa alam di dunia ini yakni Uis Pah dan Uis Neno.

 

Uis Pah adalah mama yang mengatur, mengawasi, dan menjaga kehidupan alam semesta serta manusia. Sedangkan Uis Neno adalah bapak penguasa alam baka dan penentu apakah seseorang akan masuk surga atau neraka.

 

 

Perkampungan Suku Boti. Foto: Antara/Saptono

Menurut falsafah hidup orang Boti, manusia akan selamat dan sejahtera apabila merawat serta melestarikan lingkungan hidup. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, masyarakat mengolah berbagai hasil dari alam. Mereka juga memintal benang kapas dan menggunakan pewarna alam untuk tenunan.

4. Amanuban

Ini dia salah satu kerajaan tertua di Pulau Timor. Sewaktu jaya, wilayah kekuasannya meluas sampai wilayah jiran Timor Leste. Di abad ke-17, Kerajaan Amanuban dikenal sangat menentang kehadiran orang kulit putih dari Belanda dan Portugis yang menjarah kayu cendana mereka. Situs Kerajaan Amanuban berjarak sekitar 27 kilometer dari Kota SoE.

 

Kalau naik bus umum jurusan Atambua, kamu bisa setop di Niki-Niki dan berjalan kaki ke istana, lopo (rumah adat khas TTS), mata air kuno, pekuburan raja, dan altar doa peninggalan Kerajaan Amanuban.

Kompleks kerajaannya sendiri berukuran dua kilometer persegi. Tidak ada karcis masuk, tetapi akan muncul beberapa pemandu lokal yang mengharap tip.

 

  1. Air terjun Oehala

Ada puluhan anak tangga yang akan mengantar kamu ke dasar air terjun Oehala. Kalau lelah, kamu bisa tarik nafas sebentar sambil duduk-duduk di lopo – bangunan tradisional khas Suku Dawan – yang tersedia di sepanjang rute menuju dasar air terjun.

 

Air terjun ini terbagi menjadi tujuh tingkatan. Masing-masing bisa diakses dari setapak menurun tadi, tetapi spot paling baik untuk berenang adalah kolam kecil di dasar air terjun.

 

Lokasi air terjun tidak jauh dari pusat kota SoE. Kamu juga bisa meminta kendaraan umum untuk mengantar kamu ke lokasi air terjun. Objek wisata yang satu ini masih minim perhatian dan fasilitasnya belum dikembangkan dengan baik, namun itu tidak mengurangi keistimewaan air terjun Oehala.

Nah, kalau mau tau pengalaman asyik Arinta, kontributor Wego ID di air terjun alami ini, simak kisahnya saat berleha-leha di Oehala.

Sumber:www.wego.co.id

  • Bagikan