Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Nae Soi: Tahun Depan Kita Libatkan Lebih Banyak Pemuda Lintas Agama

Wagub NTT Yosep Nae Soi bersama Forkopimda saat hendak melepas Merpati dan Balon dalam Pawai Paskah 2019

Kupang, flobamora-spot.com – Pawai Paskah tahun ini memasuki kali ke-25 diikuti berbangai kalangan baik Umat Kristen maupun denominasi dan umat agama lain.

Wakil Gubernur Provinsi NTT Yoseph Adrianus Nae Soi dalam sambutannya ketika melepas rombongan peserta Pawai Paskah 2019 di jalan El Tari Senin (22/4/2019) mengatakan, tahun depan pawai Paskah harus melibatkan Pemuda Lintas Agama.
“Dari Katolik, GKS, Pentakosta bahkan dari Pemuda Muslim kita ajak untuk mengikuti Perayaan Paskah, karena di dalam Muslim juga ada yang namanya perayaan Kebangkitan Isa Almaseh (Maaf Istilah Arab tidak bisa dikutip). Itu ada, tidak bisa dibantahkan. Oleh sebab itu Pemuda GMIT menjadi Pioner mengajak semua Pemuda yang ada di NTT tahun depan”, imbau Nae Soi.
Nae Soi mengapresiasi Pemdua GMIT yang telah mensponsori kegiatan akbar ini setiap tahun. “Kemarin sore Gereja GMIT Benyamin Oebufu melakukan Pawai Paskah bernuansa Budaya. Dari Seluruh daerah menampilkan tarian yang luar biasa. Kalo ini kita rangkaikan menjadi wisata Rohani di Nusa Tenggara Timur sangat luar biasa. Satu Minggu kita mulai dengan Saman Santa, hari Minggu dan Senin kita merayakan Vestum di Kupang maka tidak berlebihan Pemuda GMIT akan mensponsori Wisata Rohani ini baik Nasional maupun Internasional, ”, ujarnya.
Ia meminta Pemuda GMIT untuk menjadi Pioner, melibatkan lebih banyak Pemuda dalam upaya menjadikan Pawai Paskah sebagai even wisata Rohani.
“Pemuda GMIT jadilah Pioner untuk tahun depan. Kita bekerjasama dengan dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, Pendeta, Pastor, Kyai mari kita ramai-ramai dan di depan Kita Pemuda GMIT karena sudah 25 tahun memulai kegiatan ini”, tuturnya.
Lebih jauh ia mengatakan, perayaan dari agama apapun tidak melebihi perayaan Paskah.
“Dari Lamentasi ke Vestum / Vestorum. Lamentasi kita sudah lakukan di Larantuka lewat Samana Santa. Di sana kita renungkan sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus lahirlah lagu yang sangat terkenal “Ovos”. Hari ini kita merayakan apa yang dinamakan Vestum/Vestorum, Perayaan di atas perayaan maka kita menyanyikan lagu yang sangat luar biasa “Haleluya” oleh anak-anak kita tadi. Halleluya dalam Bahassa Ibrani artinya puji terhadap Tuhan yang Maha Kuasa. Tidak ada lagi yang Maha Kuasa selain Dia yang di atas”, jelasnya.
Wakil Sekretaris Sinode GMIT Pendeta Marsalince Touselak mengatakan, Pelaksanaan Kegiatan ini telah membuktikan bahwa Esksistensi Pemuda tidak dalam fanatisme sempit. “Melibatkan berbagai kalangan dalam even ini menunjukkan bahwa Pemuda GMIT adalah Komunitas yang Cinta Damai, siap membangun relasi yang setara dan harmonis dengan semua denominasi dan komunitas religious yang ada di NTT dan Indonesia”, Kata Marsalince.
Hal lainnya kata dia, seluruh warga GMIT bukanlah orang-orang yang hanya melakukan kegiatan Seremonial dan penuh hura-hura, tetapi even ini merupakan klimaks dari aksi-aksi social yang nyata dan telah dilakukan sejak awal hingga saat ini.
“Kita dengar laporan Ketua Panitia, ada berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan mulai dari perhadapan Panitia, Deklarasi damai, Donor darah dan berbagai kegiatan lainnya”, ujar Touselak.
Ketua BP Pemuda GMIT David Natun mengatakan, Kebangkitan adalah Inti dari Iman Kristen dan kegiatan pawai Paskah ini harus menjadi asset dan Identitas NTT. “Sehingga ketika orang Ingat NTT Ingat Paskah”, katanya.
Pawai Paskah tahun 2019 diikuti 64 rombongan dari 144 gereja di NTT. “Peserta terbanyak dari Semau 350 orang”, ujar Ketua Panitia Bugel Mauta.

  • Bagikan