Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Epy Tahun: Gereja dan Pendeta, Mitra Pemerintah, Membangun Kehidupan Jemaat

Soe, flobamora-spot.com – Untuk ke sekian kalinya Gereja Masehi Injili di Timor – GMIT menahbiskan Pendeta. Kali ini GMIT mengutus 13 Pendeta lewat Tahbisan yang berlangsung di Klasis TTS, Minggu, 24 Maret 2019.
Bertindak Sebagai Pentahbis Pendeta Fransina Faot Ledoh, M.TH, Pendeta Yusuf Nakmofa, S.TH dan Pendeta Laura Y.G, Mesah S.TH disaksikan ketua Sinode GMIT, Pemerintah dan ribuan Jemaat.
Bupati Timor Tengah Selatan Epy Tahun dalam sambutannya ketika itu menegaskan, Pendeta dan Gereja merupakan lembaga Gereja yang akan menjadi Mitra yang saling menopan Pemerintah dalam membangun kehiudpan masyarakat menuju kehidupan religius dan memiliki nilai moralitas, serta etika yang baik.
“Proficiat kepada ke-13 Pendeta, keluarga dan warga GMIT yang turut berbahagia saat ini”, ujarnya.
Dia berharap, seluruh warga GMIT di mana saja, yang akan menerima Pendeta baru agar bersatu menyambut Pendeta yang bertugas di daerah itu.
Ketua Sinode GMIT Pendeta Mery Kolimon mengatakan, untuk sampai pada hari ini, melalui proses yang panjang, sejak Perekrutan Vikaris bahkan sejak studi Theologi, Penempatan ke Jemaat-jemaat, pelayanan di klasis selama 18 bulan, tugas monitoring dan evaluasi berbagai kegiatan pembekalan dan pendampingan, hari ini ditahbis untuk nanti ditempatkan di berbagai Jemaat GMIT di NTT dan NTB.
“Sebagai Ketua SInode kami menyadari benar, kita melayani dalam konteks berbagai keterpurukan NTT dan NTB. Pembekalan selama masa Vikariat telah diupayakan agar peran pendeta dapat melayani secara holistik melalui berbagai kegiatan pendampingan termasuk pelatihan pengembangan swadaya masyarakat. Selama 3 Minggu penuh semua Vikaris telah dilengkapi dengan wawasan dan ketrampilan untuk mendorong pemberdayaan dalam masyarakat”, Ucap Dr Kolimon.
Menurut dia, Pembekalan yang telah diberikan harus membuat para Pendeta mampu secara maximal dengan tata gereja, ketrampilan pastoral maupun pengetahuan dan ketrampilan pengembangan masyarakat terlibat secara aktif bagi perubahan NTT.
“Ada hal yang perlu kami sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini, tantangan mendesak sepanjang proses pendampingan adalah, aspek spiritualitas dan relasi di antara kawan sepelayanan. Kami mohon para pendeta yang baru ditahbis, perkuatlah identitasmu sebagai gembala, sebagai guru rohani bagi jemaat, jadilah pendoa bagi dirimu, keluarga dan bagi jemaat, tekunlah dalam membacara kitab Suci, jadi teladan iman, sahabat satu dengan yang lain, jangan terjebak dalam sentimen Senior Yunior, atau primordialisme daerah dan alma Mater. Di Ladang pelayanan ini Tuhan memanggil kita sesama saudaranya, jadilah sahabat satu bagi yang lain topang menopang dalam pelayanan”, tandasasnya.

  • Bagikan