Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Lewat Nyale Masyarakat Sumba Bisa Ketahui Hasil Panen

Gubrnur NTT Viktor Laiskodat bersama Para Rato di SUmba Barat

Selasa, 26 Februari 2019

Laporan: yasintus fahik

 

Gubrnur NTT Viktor Laiskodat bersama Para Rato di SUmba Barat

Wanokaka, flobamora-spot.com –  Penangkapan Nyalle (sejenis Cacing Laut) setiap tahun antara Januari – Februari merupakan peristiwa yang sangat ditunggu-tunggu oleh Masyarakat Marapu di Sumba karena darinya masyarakat Sumba dapat mengetahui hasil panen berlimpah atau tidak, setiap tahun. Tahun ini masyarakat kembali menggelar ritus penuh misteri itu di Pantai Wanokaka, dihadiri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan rombongan dari Kupang.

Gubernur NTT melalui Karo Humas Setda NTT Dr. Jelamu Ardu Marius dalam Live Report kepada Radio Tirilolok Selasa( 26/2/2019) dari pantai Wanokaka Sumba Barat menjelaskan, penangkapan Nyale adalah bagian penting dalam pelaksanaan Pasola karena Gagal Panen  atau berhasil akan ditentukan oleh sejauhmana Nyale yang ditangkap memberikan symbol kepada para petani

“JIka Nyale yang ditangkap utuh tanpa luka maka hasil panen akan berlimpah namun jika hasil tangkapan penuh luka karena saling mengigit maka sangat pasti panenan kebun akan berkurang, karena dimakan hama”, ujar Dr Jelamu dari balik Phonecell

Pelaksanaan Even tradisional ini mendapat perhatian tidak saja dari wisatawan domestik tetapi juga wisatawan Luar Negri. Dr. Bob seorang Ahli Antropologi asal Inggris ketika dimintai Komentarnya tentang penangkapan Nyale dan Pasola mengataakan, Luar biasa orang Sumba berhasil menjaga kelestarian budaya yang sudah berlangsung ratusan tahun secara turun temurun.

“Ya Dr. Bob Antropolog Inggris mengatakan luar biasa ribuan orang hadir dan mereka berhasil menjaga kelestarian tradisi nenek moyang dan di Inggris sebuah Negara maju dan tidak ada tradisi seperti ini”, ujar Jelamu menerjemahkan statement Dr. Bob.

Bob mengatakan, penangkapan Nyale dan Pasola merupakan dua peristiwa saling berkaitan dan bisa dikemas menjadi atraksi  wisata yang sangat menarik oleh Pemerintah dan Masyarakat Sumba Barat.

“Beliau mengatakan walaupun di jaman modernisasi dengan high Tech namun orang Sumba mampu menjaga apa yang diturunkan nenek moyangnya. Dan ini bukan untuk menunjukkan kepada para wisatawan tetapi ini tradisi nenek moyang. Bisa menjadi atrasksi wisata yang menarik”, jelasnya lagi.

Kehadiran ribuan masyarakat Sumba Barat di Pantai Wanokaka dipimpin 52 Rato atau pemimpin adat Marapu, bukan digerakan oleh pihak tertentu tetapi oleh pemahaman yang sama terhadap Budaya menangkap Nyale dan Pasola yang merupakan budaya turun temurun sejak ratusan tahun lalu oleh masyarakat penganut agama tradisional Marapu.

Usai menangkap Nyalle, masyarakat Marapu meluapkan kegembiraannya lewat Pasola.  Pasola berasal dari kata “sola” atau “hola”, yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Setelah mendapat imbuhan `pa’ (pa-sola, pa-hola), artinya menjadi permainan.

Gubernur NTT Vikotr Bungtilu Laiskodat yang telah menjadikan Pariwisata sebagai Program unggulan selain program-proram lain

  • Bagikan