Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Bupati Kupang: “Terima Kasih Penjabat Gubernur, Telah Pilih Kabupaten Kupang Sebagai Lokasi Rakor Stunting

Para Bupati, Penjabat Bupati, Penjabat Wali Kota dan Pejabat yang mewakili Bupati saat mengikuti acara pembukaan rembug stunting di Civic center Kantor Bupati Kupang Senin (20/11).

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT – Pemerintah provinsi NTT melaksanakan Rapat koordinasi (rembuk stunting) percepatan penurunan stunting prov NTT 2023 bersama seluruh Bupati, Penjabat Bupati, Penjabat Wali Kota se-NTT.

 

Kegiatan berlangsung di Civic center kantor Bupati Kupang kota Oelamasi Senin (20/11).

 

Bupati Kupang Korinus Masneno dalam sekapur sirih menyampaikan terima kasih kepada Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur yang telah memilih kabupaten Kupang sebagai lokasi kegiatan Rakor tindak percepatan penurunan stunting.

 

Dia berharap kegiatan hari ini dapat berjalan lancar.

 

“Bapak ibu yang hadir pun bisa mengikuti tanpa adanya hambatan. Jika ditemukan kekurangan maupun keterbatasan kami menyampaikan permohonan maaf”, ucap dia.

 

Masneno mengatakan, kabupaten Kupang merupakan kabupaten terluas di pulau Timor.

“Kabupaten Kupang berada di antara 2 negara yakni Republik Democratic Timor Leste dan Australia”, kata dia.

 

Pj. Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake mengatakan,
Perlu ada terobosan dan inovasi hadapi Stunting.

 

Menurut dia, target Indonesia Emas 2045 adalah meningkatkan sumber daya manusia.

“Untuk mewujudkan hal ini kita harus memulai sejak bayi itu berada di dalam kandungan 1000 hari pertama kehidupan. Masa ini dan pada periode ini sangat dibutuhkan asupan gizi yang memadai sehingga tidak akan terjadi kekurangan gizi yang berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia”, kata Odhi.

 

Pemerintah pusat telah menetapkan target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14%.

 

“Karena itu Pemerintah provinsi bersama seluruh Pemerintah kabupaten kota terus berupaya keras untuk mempercepat penurunan stunting di provinsi NTT.

 

“Kondisi perkembangan stunting di NTT sejak tahun 2019-2023 terus terjadi penurunan yang cukup signifikan tahun 2019 itu adalah 30% tahun 2020 24,2% dan Tahun 2021 20,9% Tahun 2022 17,7% dan tahun 2023 15,2% atau 63.804 atau sebesar 3,4%. Ini kondisi 5 tahun terakhir”, kata dia.

Masih menurut dia, data hasil pengukuran Agustus 2023 memperlihatkan fakta yang cukup menarik yakni sebagian besar kabupaten kota mengalami tren penurunan kecuali di 2 kabupaten yang mengalami sedikit kenaikan yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sikka.

 

Ia menyebut, 10 Kabupaten telah mencapai 100 % bayi balita ditimbang.

“Kita harapkan agar semua kabupaten dan kota yang cakupan penimbangan belum 100% agar dilakukan penimbangan”, imbaunya.

 

Pada kesempatan itu diberikan Penghargaan kepada kabupaten yang telah berupaya menurunkan stunting. Juga kepada lembaga Pemerhati.

 

10 kabupaten terbaik penanganan stunting yakni Flores Timur. Rote ndao, Nagekeo, Malaka, Belu, Manggarai, Sumba Barat, TTS, Manggarai Timur dan Sabu Raijua.

“Saya harap pertemuan hari ini dapat menelorkan solusi dalam menghadapi stunting”, pungkasnya. (Sintus).

  • Bagikan