Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Diennaryati Tjokrosuprihatono: Labuan Bajo – Equador Miliki Kesamaan Tapi Beda Dalam Pengelolaan

Jumat, 25 Januari 2019
Laporan: yasintus fahik

Dubes RI untuk Equador bersama Kadispar dan rombongan di depan Gua Batu Cermin Labuan Bajo

Labuan Bajo, flobamora-spot.com – Dubes RI untuk Equador, Diennaryati Tjokrosuprihatono berkunjung ke Taman Nasional. Kedatannya ke obyek wisata berkelas dunia itu untuk melihat dari dekat sistem pengelolaannya sebagaimana pengelolaan Taman Nasional Pulau Galapagos, Equador di Amerika Selatan yang juga menyimpan berbagai jenis hewan langka.
“Jika di Labuan Bajo ada binatang langka Komodo demikian di juga Eqauador yang menyimpan hewan langka seperti Kura-kura raksasa sejak ratusan tahun lalu, Penguin Tropis, ikan paus, singa laut dan berbagai jenis hewan langka lainnya. Dua Taman Nasional ini sama-sama menyimpan hewan langka tapi beda dalam pengelolaannya.
“Mereka mengelola Taman itu, Pulau Galapagos di Equador dengan sangat luar biasa. Untuk masuk ke sana aja butuh 1.500 Dolla AS. Kalo kita masuk ke situ tidak sembarangan bawa barang. Kita akan digeledah, semua barang yang membahayakan habitat akan dibuang, termasuk bunga ros nggak boleh bawa, Kosmetik juga nggak boleh”, urainya dalam live Report bersama Kadis Pariwisata Provinsi NTT Dr. Jelamu Ardu Marius dari Labuan,Bajo Jumat (25/1/2019).

Menurut dia, semua orang yang masuk tidak boleh dekat binatangnya dan semua yang dilakukan harus dibawah pengawasan para petugas Taman Nasional.
“ Kita nggak boleh pegang binatangnya, nggak boleh kasih makan, boleh liat tapi nggak boleh pegang. Kita nggak boleh buat aktivitas lain apalagi buang sampah sembarangan woow dendanya luar biasa. Jadi Travel agent itu sudah memebritahukan itu sebelum berangkat. Tidak ada toleransi karena mereka sangat menjaga kelestarian lingkungannya. Penerbangan kesana juga dibatasi hanya dua kali sehari”, tambahnya lagi.
Ia mengatakan, semakin ketat aturan semakin banyak pengunjungnya. “Kunjungan tiap bulannya dibatasi hanya 300ribu orang perbulannya , jika lebih pasti ditolak. Anda silahkan antri lagi untuk bulan berikutnya. Antriannya juga panjang.
Diennaryati mengatakan, ketika berkunjung ke Taman Nasional Galapagos Equador ia teringat akan aindonesia.
“Saya jadi ingat Indonesia. Andai kita bisa menjaga warisan nenek moyang kita dengan baik ? Di sana Negara kecil bukan Negara kaya ya, Negara berkembang dan dia berkewajiban untuk menjaga kelestarian alamnya”, jelasnya.
Lantas apakah Mentri akan membagikan pengalama itu di NTT ?
“Sistem pengelolaan seperti di Equador ini yang akan dibagi dengan Gubernur NTT demi pengembangan Parwiisatanya. Siapa tau ada sesuatu yang bisa kita tarik sebagai bahan pertimbangan, masukan untuk kita bahas bersama karena saya sebagai orang Indonesia sangat cinta ya dengan Indonesia”, paparnya.
Lebih jauh Ia mengatakan, Pemerintah Equador meminta agar ada Sister island (pulau kembar-red) dengan mereka karena ada kesamaan karakter antara Pulau Komodo dengan Kepulauan Galapagos.
“kita bisa banyak belajar bagaimana mereka memelihara dan menjaga lingkungan supaya bersahabat dan manusia juga dibuat menjadi sahabatnya binatang”, urainya.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Dulla menyatakan bangga dengan kunjungan Dubes Equador Dienaryati Tjokrosuprihartono ke Manggarai Barat yang mampu mengaitkan dua pariwisata besar di NTT, Indonesia dan Equador Amerika Selatan
“Dan tentunya mendatangkan kebijakan – kebijakan baru dengan inovasi baru tentang pelestarian. kita tidak hanya bangga dengan Komodo di Mangarai Barat ini sementara kita tidak memperhitungkan perkembangan selanjutnya. Lingkungannya harus kita jaga”, jelasnya.
Ia berharap, rencana Sister Island dapat diwujudkan demi mempererat hubungan kedua Negara.
“Sangat kami harapkan sister Island ini dilanjutkan dalam rangka pemeliharaan warisan dunia ini sehingga tetap menjadi kebanggaan NTT, Indonesia dan Dunia”, katanya.
Kadis Pariwisata Provinsi NTT Dr. Jelamu Ardu Marius mengatakan, kedatangan sang Dubes menjadi sesuatu yang sangat bermakna bagi NTT khususnya Labuan Bajo.
“Tentu saja kehadiran duta besar Inonesia untuk Equador ibu Tjokrosuprihatono menjadi sesuatu yang special karena Equador adalah sebuah negara di Amerika Selatan, yang memelihara warisan dunia yang sangat terkenal.
Menurut Jelamu, pemerintah NTT menyambut baik rencana pembentukan sister Island antara kedua Negara.
“Ini rencana yang baik dalam mendorong pariwisata kedua negara”, pungkasnya.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Yoseph Adrianus Nae Soi telah menetapkan Pariwisata sebagai prime mover dalam upaya mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat NTT lima tahun ke depan.

  • Bagikan