Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Hak Anak Diakses Seluas-Luasnya Guru Diabaikan

Walikota Tandatangani Prasasti Sekolah Ramah Anak SDI Naikoten I

Kamis, 10 Januari 2019

Laporan: yasintus fahik

Walikota Tandatangani Prasasti Sekolah Ramah Anak SDI Naikoten I

Kupang, flobamora-spot.com – Pemerintah Kota Kupang meluncurkan SD Inpres Naikoten I Sebagai Sekolah Ramah Anak pada awal tahun 2019. Dengan demikian saat ini sudah ada 8 Sekolah Ramah Anak di Kota Kupang. Walikota Kupang Dr. Jefri Riwu Kore dalam sambutannya pada peluncuran sekolah tersebut di halaman SD itu Kamis (10/1/2019) mengatakan, saat ini hak anak diakses seluas-luasnya, namun ada pengabaian terhadap guru.

“Para guru tidak lagi dihormati oleh anak didik. Saya berharap, Sekolah Ramah anak tetap menjaga tata krama, menghormati para pendidik’, imbaunya.

Menurut dia, Undang-undang perlindungan anak tidak lantas membuat anak besar kepala.
“Saat menjadi anggota DPR RI kami menginisiasi Undang-Undang perlindungan guru demi menjaga wibawa guru. Jangan sampai guru cubit sedikit orang tua lapor Polisi, gunting rambut supaya rapih tidak mau. Undang – Undang perlindungan guru ini hadir untuk memberikan rasa aman bagi semua pihak. Kasih dia berdiri sonde apa-apa. Kalo itu tidak ditanamkan pada diri anak maka besok-besok jangan harap anak mau menghormati gurunya”, tegas dia.

Kepsek SDI Naikoten I
Martha Linda Mba’u di Lopo Literasi SDI Naikoten I

Kepala SDI Naikoten I Martha Linda Mba’u, S.Pd mengatakan, persiapan menuju peluncuran SDI Naikoten I sebagai sekolah Ramah Anak dilakukan sejak dua tahun lalu.

“Kami memulainya dengan membuat anak nyaman di Sekolah, sapa, salam, sarapan sehat dan tidak kalah penting adalah lingkungan sekolah yang asri”, kata Mba’u.
“Cara mengajar guru juga membuat anak-anak nyaman. Bukan hanya di kelas tetapi di luar kelas. Guru harus menjadi orangtua di Sekolah”, tambahnya lagi.
Masih menurut dia, kehadiran Bengkel Ramah anak, membuat anak-anak makin enjoy belajar. “Kalo anak-anak tidak kerja PR maka tempat mereka di Bengkel Ramah Anak untuk bersama guru mengerjakan PR saat istrahat atau setelah pulang sekolah. Kebanyakan anak itu menyelesaikan PR di Bengkel Ramah Anak sehingga mereka tidak pulang dengan beban”, urainya.
Ia mengungkapkan, menuju sekolah Ramah anak itu tidak mudah. “Memang banyak kendala ya. Dan yang paling utama dirasakan adalah Sarapan Sehat. orangtua memberi anak uang jajan tapi di sini kami tidak mau, makanan harus dibawa dari rumah. Awal-awal itu orangtua marah tapi kami tidak surut karena kami tau konsep sarapan sehat itu untuk generasi bangsa ini. Kalo mereka bawa Mie itu kami langsung sisihkan, karena mie itu tidak sehat apalagi mie instan. Tahu, tempe dan sayur boleh”, ungkapnya.
Ia mengaku sangat senang dengan peluncuran SDI sebagai Sekolah Ramah Anak. “Sangat senang karena apa yang kami buat ternyata diperhatikan oleh pemerintah”, ujarnya.
Ketua Komite SDI Naikoten I Adrianus Lamuri mengatakan, Sekolah Ramah Anak dapat mendukung anak-anak untuk bisa bertumbuh secara baik di Sekolah.
“Dan Ramah anak konsepnya tidak hanya Sumber Daya Manusia dalam hal ini Guru, anak, tetapi juga orangtua harus ramah terhadap anak sehingga anak bisa berkembang secara baik dan belajar untuk mencapai cita-citanya.
Ia menyatakan, sangat mendukung program Sekolah Ramah Anak di SDI Naikoten I. “Komite sangat mendukung konsep Sekolah ramah anak karena memang sudah saatnya anak dipesiapkan sebagai calon pemimpin di masa depan”, pungkasnya.

Beberapa Prestasi yang diraih SDI Naikoten I
Juara I Sekolah Sehat tingkat Kota Kupang Nopemebr 2018.
Juara II Lomba Kantin Sehat tingkat Kota Kupang 2017.
Lintas Sektor, SDI Naikoten I mendukung Akreditasi Puskesmas Bakunase,
Saat Sarapan Sehat mendapat kunjungan dari Unicef Asia Tenggara,
Program Outing Class, video dikirim ke kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Saat Terpilih sebagai Sekolah Ramah Anak semua belum siap.
Lingkungan Sekolah jadi Apotik sehat

  • Bagikan