Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

UT: Aku Ingin Jualan Keliling Pakai Motor

ilustrasi

Kamis, 16 November 2018

Laporan : yasintus fahik

ilustrasi

Kupang, flobamora-spot.com – Keputusan Pemerintah menutup Lokalisasi di Seluruh Indonesia yang dikeluarkan pada awal tahun 2018 dinilai para penghuni Lokalisasi KD sangat singkat. flobamora-spot.com yang coba menelusuri lorong-lorong nikmat KD berhasil menghimpun informasi beragam. Ada yang setuju dan ada sebagian besar yang tidak mau Lokalisasi KD ditutup.

Sebut saja namanya UT. Siang itu ia sedang sepi pelanggan. saya dan Epi Goleng, Staf KPAD Kota Kupang langsung  serobot saja ketika bertandang ke Kamarnya di Blok Sederhana. Wanita cantik nan seksi ini mengaku bingung ketika mendengar rencana penutupan Lokalisasi-lokalisasi Prostitusi yang dimulai dari Karang dempel (KD).

“aku maunya dikasih kesempatan dulu satu atau dua tahun ke depan sampai kita siap. kalo sampai waktu yang telah disepakati kita nggak keluar ya langsung ditutup. tapi nggak apa-apa kalo sudah begini siap tidak siap harus siap pak. Aku ingin berjualan apa aja keliling pake motor”, ungkap UT kepada PN Awal Nopember 2018.

UT mengatakan, ia memiliki ketrampilan Pijat dan Spa yang bisa dimanfaatkan untuk mencari uang namun memerlukan modal besar. “Mulai dari ngontrak tempat usaha, sarana yang dibutuhkan, ijin dan segala macam. Pijat dan Spa aku punya setifikat semua pak”, katanya.

Menurut dia, penataan Pitrad dan Spa harus sesuai standar. “Kalo di Jakarta pak, menata tempat pijat itu harus perhatikan bagaimana warna spreinya, tingginya. akau heran, pitrad di sini kok pake pintu, bisa diperkosa orang mas”. jelasnya.

ia berada di Lokalisasi KD sejak 2005 tapi pernah pergi pulang yang paling lama itu 2015 sampai 2018. ” dari 2015 sampai sekarang itu Jarang pulang maksudnya”, ucap dia.

ditanya kemungkinan lain seperti usaha warung ia mengatakan, bisa saja menekuni usaha seperti itu asal didukung satu atau dua teman. “Misalnya pak punya tanah kosong mau dikontrakkan ya bisa asal di tempat ramai. Kalo usahanya mendapatkan untung tinggal bagi hasil secara adil setiap bulannya bersama teman-teman”, jelasnya.

Ia mengatakan, seandainya Pemerintah mau mendengar suara hati orang kecil dia mau bilang tunda satu periode biar para penghuni siap. “Mbak-mbak ini nanti larinya nggak keruan. benar. Semua punya utang pak. kalo aku punya beban. sedikit utang di bank tapi kan harus kerja kalo nggak gimana setornya. Setoran 1, 300.000 selama 13 bulan ke depan. Waktu itu saya pinjam untuk ana-anak bukan untuk cari kaya. kita di Bojonegoro itu kampung pak. cukup cari hari ini untuk makan hari ini gak mungkin kaya”, katanya.

Mengapa memilih pekerjaan ini, UT mengaku terpaksa menekuniprofesi ini karena terdesak.”Saya ditinggal cerai suami karena nggak mau kerja. suka marah-marah sama istri, meremehkan perempuan. saya lalu menikah lagi dengan suami kedua. maunya nikah dengan orang baik taunya pemabuk. terpaksa lari ke Kupang dengan Kapal Laut Dobonsolo. sudah di sini baru tau kerjaannya seperti ini ya udah jalani aja”, pungkas UT.

  • Bagikan