Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

BEM Fisipol Undana Kupang Gelar Seminar Nasional Bahaya Narkoba

Kamis, 8 Nopember 2018
Laporan: yasintus fahik
Kupang, flobamora-spot.com – Dalam rangka meningkatkan pemahaman bagi para mahasiswa Fisipol Undana maka oleh BEM Fisipol Undana menggelar seminar nasional tentang bahaya narkoba. Seminar dengan thema “Orang Muda Bersatu Melawan Narkoba dan Radikalisme” itu menghadirkan Narasumber dari BNNP NTT dan FKNPT ( Forum Komunikasi Nasional Penanggulangan Terorisme).
Kegiatan ini dibuka oleh Pudek I Fisipol Undana.
Kepala NNNP NTT melalui Kasie Pencegahan Markus Djara Raga S.H, M.H tampil dengan materi bertajuk; “Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda” dan dokter Klinik Pratama BNNP NTT Dr. Daulat Samosir) dengan materi tentang Bahaya Adiksi Bagi Otak Manusia. Kegiatan
Bertempat di Aula BAAK Undana Kupang.
Kasie Pencegahan Markus Djara Raga dalam pemaparan Materinya mengingatkan Mahasiswa dengan bahaya
Dalam paparan materi mengingatkan Mahasiswa tentang Situasi penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa atau generasi muda saat ini sudah sangat mengkhawatirkan untuk itu para mahasiswa harus ekstra ketat dalam menjaga diri dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
“Kondisi Perkembangan penyalahgunaan narkoba sesuai hasil penelitian tahun 2017 oleh Puslitdatin BNN RI & Puslitkes Universitas Indonesia angka prevalensi penyalah gunaan narkoba di Indonesia sudah mencapai 3.376.115 dari sampel usia 10 sampai 59 tahun dimana 24% adalah generasi muda atau sekitar 810.267 orang sedangkan di Provinsi NTT angka prevalensi penyalahguna narkoba berjumlah 32.022 orang”, kata Markus.

Menurut dia, Penyebab utama seorang mahasiswa bisa terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba adalah faktor narkotika itu sendiri yang dapat menimbulkan ketergantungan, faktor individu dan pengaruh modernisasi, faktor lingkungan yang meliputi faktor keluarga, kampus dan Masyarakat.
“Dampak buruk bagi mahasiswa yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba yaitu akan merusak fisik, mental dan kehidupan sosial. Sedangkan Efek penyalahgunaan narkoba yaitu efek Depresan dimana akan langsung menyerang sistim syarat pusat di otak, efek lain yaitu efek stimulan yang akan merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran yang berlebihan sehingga bisa berakibat kematian dan juga efek halusinogen dimana efek utamanya adalah mengganggu persepsi panca indera dalan merespon rangsangan sehingga bisa menyebabkan halunisasi”, urainya.
Markus menyampaikan pula tentang bagaimana cara mengenali orang yang menyalahgunakan narkoba
“Antara lain Jarang Mau bertatap muka ketika berbicara, sering mengalihkan pembicaraan, mudah berkeringat tanpa melakukan aktifitas yang berat, paranoid, merasa curiga dan juga sering merasa gelisah”, kata dia.
Markus mengatakan, Perlu ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh Pihak Kampus, maupun Mahasiswa dalam menciptakan kampus bebas narkoba.
“Perlu ada upaya mencegah penyalahgunaan narkoba antara lain melalui regulasi dari pihak Rektorat, peran serta para dekan atau dosen, para security kampus, organisasi kemahasiswaan maupun dari mahasiswa itu sendiri”, jelasnya.
Lebih jauh Markus menjelaskan tentang modus penyelundupan dan juga jenis – jenis narkotika yang banyak disalahgunakan dan beredar di indonesia. “Saat ini juga sdh hampir 800 NPS atau narkotika jenis baru yang beredar di dunia dan hampir 70 NPS beredar di Indonesia”, ujarnya.
Sedangkan dokter Daulat samosir sebagai penanggung jawab Klinik Pratama BNNP NTT dalam pemaparannya mengulas bahaya adiksi oleh penyalahguna narkoba bagi fungsi otak dimana bila sudah terkena zat adiksi Narkoba maka perkembangan otak akan mengalami kerusakan bahkan bisa mengalami kerusakan permanen.
Pada babak akhir seminar Kasie Pecegahan Markus Djara Raga berharap, Mahasiswa menolak narkoba dan juga dapat membantu BNN dalam memberikan informasi jika mengetahui tindak pidana narkotika di kampus atau kost atau di rumah ke BNNP.
“Keluarga yang terindikasi menyalahgunakan narkoba dapat langsung ke kantor BNNP NTT untuk dilakukan asesment dan menjalani rehabilitasi secara Gratis”, imbaunya.

Semibar Nasional itu diikuti oleh 150 mahasiswa Fisipol Undana.

  • Bagikan