Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pelacur Diawasi Pelanggan Bebas. Adilkah ?

Ibu Mien Pattimangoe

Jumat, 12 Oktober 2018
Laporan: yasintus fahik

Ibu Mien Pattimangoe

Kupang, flobamora-spot.com – ada gula ada semut. Itulah Peribahasa yang pas untuk menggambarkan kehidupan malam di lokalisasi prostitusi di Kota Kupang. Ketua Forum Komunikasi Pemerhati dan Perjuangan Hak-hak Perempuan (P2HP) NTT Mien Hadjon Pattimangoe ketika ditemui flobamora-spot.com usai Sosialisasi Rencana penutupan Lokalisasi prostitusi di Hotel Maya Jumat, 11 Oktober 2018 menegaskan, Terjadinya prostitusi karena ada perempuan (pelacur) dan pengunjung (laki-laki/ pelanggan). Dua hal ini tidak bisa dipisahkan, namun dalam pengawasannya hanya perempuan yang menjadi sorotan sedangkan laki-laki tidak.
“Ini tidak adil. kita jangan hanya fokus pada perempuan di tempat prostitisi tetapi lebih penting membasmi pengunjung supaya jangan datang. Program revolusi mental harus dimulai dari laki-laki
Jadi dalam pembahasan ini jangan lupa point pentingnya pengunjung”, tegasnya.
Ia menambahkan, banyak perempuan NTT nekat ke luar negri untuk mencari nafkah meski pulang dalam keadaan mayat sementara sebagian lainnya melakukan pekerjaan mudah di daerahnya. Menurut dia perlu ada regulasi yang mengikat pengunjung supaya takut datang ke lokalisasi prostitusi.
“Jadi harus ditutup tapi harus ada aturan tegas tentang pengunjung.Jangan malah mau mengamankan pengunjung dengan menyediakan kondom. Saya paling tidak setuju seolah-olah kita setuju ada transksi. Kok bangga kita. Pake saja kondom supaya dalam bergaul (hubungan intim) tidak terjadi penyakit”, ujarnya.


Ia menyatakan mendukung rencana penutupan lokalisasi prostitusi oleh pemerintah. “Saya mendukung. Pemerintah ini sudah memikirkan dampaknya sebelum menutup. Pasti lebih banyak negatifnya dari pada positifnya”, katanya.
Dalam dialog interaktif para Pekerja Seks dan Pengelola meminta tidak hanya menutup Lokalisasi Karang Dempel tetapi semua lokalisasi prostitusi tanpa pandang bulu.
“Hotel Citra dan Bole Kalle itu prakteknya sama pak. Pitrad-pitrad juga begitu. Harus ditutup semua kalo mau bersihkan kota kupang dari pelacuran”, kata Muksin pemilik blok “Bukit Indah” lokalisasi KD.
Wali Kota KupangJefri Riwu Kore mengatakan, masukan dari para peserta akan menjadi perhatian Pemerintah. Wakil Wali Kota kupang dr. Herman Man menegaskan, masih ada pertemuan berikutnya sehingga ia yakin semua pihak akan mendukung rencana penutupan lokalisasi prostitusi dan apa solusinya setelah itu.

  • Bagikan