1.500 Penari Likurai Tampil Memukau di Hadapan Menpar RI

  • Bagikan

Jumat, 5 Oktober 2018
Laporan: yasintus fahik

1.500 penari likurai

Atambua flobamora-spot.com – Fulan Fehan. Fulan artinya bulan dan fehan artinya dataran. Karena dataran itu berada di atas gunung maka mudah disorot Cahaya bulan saat terang bulan. Irulah maka tempat ini disebut fulan fehan. (Jika ada yang memiliki terjemahan lain silahkan). Tempat ini berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Sebuah hamparan padang sabana di atas bukit fulan fehan. Tempat ini akan lebih memukau dan membuat betah jika anda mengunjunginya pada saat bulan terang. Selama dua atau tiga tahun terakhir pemerintah menggagas event festival fulan fehan. Tahun lalu hadir 6.000 penari Likurai dan tahun ini hanya 1.500 penari tampil menghibur Mentri Pariwisata Arief Yahya dan rombongan disaksikan Bupati Belu Wilibrodus Lay dan forkompimda, tidak ketinhgalan pula Kadispar NTT Dr. Jelamu Ardu Marius dan Rombongan. Event ini telah menjadi event Nasional di daerah sejak 2017 silam.
“Hari ini Jumad 5 Oktober 2018 Menteri Pariwisata RI menyaksikan kepiawaian 1500 remaja menarikan tarian Likurai di bukit Fulan Fehan dg ketinggian 800 m di atas permukaan laut. Tarian kolosal yg dikemas dg apik ini merupakan perpaduan yg serasi antara tarian Likurai tradisional dan sentuhan koreografi modern. Dari ketinggian 800 m di atas permukaan laut Kadispar NTT mereportase secara langsung melalui Radio Tirilolok Suara Verbum Kupang yg juga dipantau oleh para misionaris SVD di beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Terima kasih kpd pater Agus Seran SVD di Misdisipi AS yg meluangkan waktu mengikuti wawanxara jarak jauh dg wartawati Jean Kedang ( di studio Radio Tirilolok Kupang), dan Kadispar NTT serta Staf Khusus Menpar RI Don Kardono. Terima kasih jg kpd pater Lambert Leyn SVD yg memantau dari Louciana  AS dan semua pendengar luar negeri. Thank you so much for all the people in overseas countries for hearing the information of this amazing event. We reported from Fulan Fehan, bordered area between Timor Leste and Indonesia”, demikian Dr. Jelamu dalam Acun facebook @marius jelamu.


P. Agus Seran, SVD, Misionarist dari Negara Bagian Misisipi melalui sambungan jaringan internasional kepada Radio Tirilolok menyatakan bangga dengan tarian khas orang Timor itu.
“Saya bangga ya karena tarian Likurai yang merupakan tarian tradisional orang Belu, Malaka dan orang Timor umumnya dibawakan dengan begitu meriah oleh 1.500 orang. Bangga sekali. Trimakasih pak Kadis Pariwiasata dan Pak Mentri Pariwisata”, ungkapnya.
Ia meminta Pemerintah memperhatikan jaringan telekomunikasi dan transportasi jika ingin mengembangkan Pariwisa.
“Saya dengar tadi dalam laporan putus-putus ya. Kita harapkan ke depan harus diperbaiki. Kesulitan yang sering dihadapi turist adalah transportasi dan komunikasi”, kata Pemerhati pariwisata Indonesia itu.

Terhadap pernyataan Pater Agus, Kadis Pariwisata NTT Dr. Jelamu menegaskan, jalur transportasi telah dibuka sehingga mudah dijangkau oleh wisatawan.
“Dalam 5 tahun ke depan bapa Gubernur dan Wakil Gubernur akan menata dunia Pariwiasata termasuk menyiapkan sarana prasarana pendukungnya”, ujar Jelamu.
Ia menyambut baik siaran radio Tirilolok swara Verbum milik congregasi SVD yang dipantau langsung oleh misionarist SVD di lima Benua.
“Ini merupakan bagian dari kerjasama Pemerintah dengan SVD sejagad dibawah pimpinan P. Budi Kleden di Roma. Ini sangat menggembirakan dan kami minta Imam-Imam misionarist mengajak umatnya berkunjung ke NTT atau wawancara internasional dengan umat katolik di luar negri melalui radio Tirilolok”, Katanya.
Pemerintah provinsi NTT telah menetapkan Pariwisata sebagai sektor andalan karena itu dorongan kepada sektor ini harus lebih kencang.
“Bapak Gubernur telah memerintahkan saya untuk mengarur jadwal perjalanan ke Misisipi tahun 2019 untuk mempromosikan Pariwisata NTT kepada dunia”, pungkasnya.

  • Bagikan