Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Langodai: Lewat Ritual Adat, Ikan Paus Datang dan Rela Ditangkap

Wakil Bupati Lembata Tomas Olla Langodai menerima Kadispar NTT Dr. Jelamu

Sabtu, 29 September 2018

Laporan; yasintus fahik

Wakil Bupati Lembata Tomas Olla Langodai menerima Kadispar NTT Dr. Jelamu

Lembata, flobamora-spot.com – Pemerintah Kabupaten Lembata mengadakan “Festival Tiga Gunung” sejak tanggal 22 – 29 September 2018. Kegiatan diwarnai berbagai aksi dan Atraksi oleh warga Lembata. Penutupannya dilakukan pada hari ini.
Wakil Bupati Lembata Tomas Ola Langodai mengadakan Wawancara On Air bersama Kadis Pariwisata NTT Jelamu Ardu Marius yang bertindak selaku Reporter Radio Tirilolok Jumat (28/9/2018). Ketika itu mengatakan, Jika Sebelumnya orang Lembata mencari ikan Paus untuk ditangkap secara trdisional, tidak demikian saat ini.
Mantan Dosen Unika ini menjelaskan, pola Pikir itu dirubah sejak kepemimpinan Ia dan Bupati Yance Sunur. Ia menjelaskan, lewat berbagai ritual adat dan perayaan Ekaristi, ikan Paus akan datang sendiri dan rela ditangkap oleh masyarakat.
“Kita coba merubah mindset masyarakat dan wisatawan. Jadi kalo dulu masyarakat menangkap ikan Paus dengan berburu, sekarang ikan paus datang menyerahkan diri ya. Melalui Upacara adat dan budaya kita panggil Ikan Paus datang lalu masyarakat memilih mana yang boleh dan tidak boleh dibunuh. Mana yang datang serahkan diri mana yang tidak”, kata Ola Langodai.


Tentang Festival Tiga Gunung ia menjelaskan, ada tiga gunung api di sekitar Lembata yakni Gunung Batutara, Gunung Ile Lewotolok atau sering disebut Gunung Ile Ape dan Gunung Ileweru, yang memiliki keunikan namun akrab dengan manusia sehingga dijadikan tagline dalam Event ini.
“Tiga gunung ini unik. Gunung berapi tetapi akrab dengan manusia. Kita gagas ini sejak lama. festival tiga gunung atau festival 3G ini dimulai tanggal 22 – 29 September 2018 itu resminya, tetapi kita sudah mulai sebenarnya dari tanggal 15 Agustus dengan karnaval dan lomba yang diikuti peserta dari TK – SLTA di Pantai Golewa”, urainya.
Ia menjelaskan, khusus Lomba diikuti 1999 peserta yang dinilainya bukan sekedar dilakukan tetapi sebagai kenangan akan peristiwsa Politik saat Lembata menjadi Kabupaten Definitif pada tahun 1999.
“Ketika itu Lembata didatangi 4 Kapal pinisi dan para penumpangnya mendarat dan ikut menari bersama warga lembata”, kenangnya.
Ia mengatakan, kegiatan Festival Tiga gunung mengundang perhatian Wisatawan baik dalam maupun Luar negri. Festival Tiga Gunung semakin menarik karena ada Safari ke Gunung Ile Batutara di tengah laut flores yang meletus setiap beberapa menit.
“Ile batutara itu kan ada di tengah laut Flores kita mau mengedukasi generasi muda Lembata yang selama ini mengambil ikan di pantai tidak masuk ke laut yang dalam. Banyak ikan mahal seperti ikan Tuna dan lain-lain yang selama ini hanya dinikmati oleh satu dua nelayan yang berani”, katanya.
Ditanya apa harapan Pemerintah dengan pelaksanaan Festival Tiga Gunung, ia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kesempatan bagi Pemerintah untuk mengedukasi masyarakat tentang bertolak ke laut yang dalam, memanfaatkan potensi laut yang luar biasa ini.
“juga kita mendorong masyarakat untuk menjaga budaya makan ikan, budaya tenun yang sudah dipelihara sejak dulu, untuk kehidupannya”, imbaunya.
Kadis Pariwisata Provinsi NTT Dr. Jelamu Ardu Marius mengatakan, Penangkapan Ikan Paus secara tradisional merupakan sebuah event Pariwisata yang sudah mendunia.
“ Sangat terkenal karena orang Lamalera secara tradisonal menangkap ikan Paus sehingga banyak orang datang untuk mempelajari Budaya. Menjadi salah satu branding pariwisata Kabupaten lembata”, ujar Jelamu.
Ia mengatakan, Selain budaya menangkap ikan Paus secara tradisional, Lembata memiliki pemandangan laut dan gugusan gunung dan pulau yang luar biasa, yang biasa dinikmati wisatawan.

  • Bagikan