Matthew, Pendaki Cilik Obyek Wisata Gunung Fatuleu

  • Bagikan
Crue dan fans Radio Tirilolok

Minggu, 29 April 2018

Laporan : Yasintus Fahik

Matthew Orle bersama oma Mery di bahu gunung Fatuleu/ tangga ke-400 lebih menuju puncak gunung Fatuleu

Kupang, flobamora-spot.com – Namanya Matthew Orle Pasupatirana. Biasa disapa Metyu. Si kecil yang masih berumur 3 tahun itu ikut dalam rombongan Crue and Fans Radio Tirilolok Swara Verbum Kupang dalam kunjungan ke Obyek wisata Gunung Fatuleu sabtu 28 April 2018 untuk refreshing melepas kepenatan.

Sekitar pukul 10.00 pagi rombongan keluar dari Studio Radio Tirilolok Kupang tiba sekitar jam 11.45 di icon Pariwisata Kabupaten Kupang itu.

Setelah melakukan foto-foto sebentar di area parkiran obyek wisata itu, saya mengajak beberapa teman, menuju kaki gunung, untuk coba menjajaki kemungkinan, menelusuri jalan itu ke puncak gunung dengan tinggi sekitar 3. 000 meter di atas permukaan laut itu.

Ada teman yang menolak ajakan saya sementara Metyu kecil sudah mendahului kami menghitung tangga demi tangga menuju ke atas.

Hal ini membuat kami terutama sang Oma Mery Dupe, mau tidak mau mengikuti jejaknya. Metyu kecil begitu cepat menaiki tangga demi tangga tanpa peduli resiko yang bakal membahayakannya.

Ia bergerak begitu lincah melompat dari tangga ke tangga melewati medan sangat berbahaya itu. Makin ke atas makin menanjak dan te

ntu saja makin mengancam nyawa.

Crue dan Fans Radio Tirilolok di Obyek Wisata Gunung Fatuleu

Sekitar setengah jam kurang kami sudah mencapai bahu gunung Fatuleu bersama Metyu. 400 lebih anak tangga sudah habis kami hitung.

Di pertengahan pendakian menuju puncak Gunung Fatuleu itu, kami beraksi, mengabadikan pemandangan yang aduhai indahnya jika dipandang dari atas gunung Fatuleu, tanpa pikir resiko nyawa melayang jika tergelincir dan jatuh.

Metyu kecil merasa seperti di tempat yang aman sehingga ia ikut action bersama Oma Mery dan kami semua.

Sekitar 20 menit kami menikmati pemandangan eksotis alam sekitar gunung Fatuleu dan mengabadikan dengan camera HP Andoid yang ada pada kami.

Kami tidak mampu melangkah lagi ke atas Gunung Fatuleu karena medan makin berat. Bersama pimpinan Radio Tirilolok P. Bal Manehat,SVD, Direktur Program Paskal Ndena, Dir Music Jen Salem Operator Dani. Mery Dethan, Linda, Martha Heda, dan beberapa pendengar kami bergerak turun ke kaki gunung Fatuleu.

Metyu sudah dalam genggaman oma Mery dan teman-teman demi menjaga terjadinya hal yang tidak diinginkan. Tangga demi tangga kami turuni.

Sekitar 10 meter dari bahu gunung itu kami menemui Ma Arlin Manesi dan ibu Sonya Therik yang baru merangsek, langkah demi langkah ke atas gunung. “B takut” demikian kata Ma Arlin. “Aduh pung Ngeri lai”, timpal Ibu Sonya Therik.

Kami beriringan menuruni tangga demi tangga. Metyu tak berdaya karena oma Mery ketat menjaganya. Sekitar 20 menit melewati medan berat akhirnya kami Tiba kembali ke kaki gunung Fatuleu.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 14.20. Kami yang mendaki gunung Fatuleu dan teman- teman yang tinggal, berfoto bersama di area parkiran sebelum meninggalkan arena itu menuju lokasi Pasar Oelbiteno untuk makan siang. Metyu terus dalam genggaman oma Mery walau topografi tidak lagi seperti di atas gunung.

Obyek wisata Gunung Fatuleu perlu pembenahan Meski sudah lumayan baik kondisi di area gunung Fatuleu namun masih perlu pembenahan di beberapa bagian.

“Harus ada taman bunga di sekitar area parkiran”, kata Ketua Fans Radio Tirilolok Swara Verbum Aser Bekak.

Masih ada penjual di dalam area parkir dan depan lopo yang membuat Aser terusik. “Kondisi obyek wisata juga masih kotor. Tidak boleh. Pengelola harus jaga tempat ini selalu bersih, karena wisatawan terutama bule dia tidak akan dua kali datang ke sini kalo kotor”, pintanya.

Ia berharap, pemerintah kabupaten Kupang dapat mengalokasikan dana pemvangunan setapak menuju puncak gunung Fatuleu, sehingga pengunjung bisa mencapai puncak gunung dengan mudah. “Menikmati sun set dari atas gunung sesuatu yang ditunggu-tunggu”, pungkasnya.

 

 

  • Bagikan